BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Friday, August 12, 2011

Belum ada judul...

Ramadhan 12.08.2011

'' bb udah jam 6.. ayook katanya mau ke bazar..''
''udah selesai kerja ya? aku bisa dateng sekarang dong..''
balasan dari bbm yang terkirim.

Dalam waktu 30menit setelah bbm itu terkirim dan ada balesan, tiba-tiba ada suara seorang perempuan yang memanggil.. "Tita...Tita banguunn.. Adi udah nungguin setengah jam'an di bawah"
Tersentak aku membangkitkan tubuhku yang melekat di kasur setengah jam yang lalu. Ya ampuuunn kenapa aku bisa tertidur begitu pulas dalam hitungan detik dan menyebabkan orang menungguku di bawah selama 30 menit. Pantas saja, semalaman setelah makan sahur aku baru bisa memejamkan mata. Langsung saja ku langkahkan kaki menuju ke bawah, menghampiri mobil hitam yang sudah lama menungguku untuk pergi ke bazar ramadhan.
Sesampainya di dalam mobil, aku langsung meminta maaf atas kehilafan dan kesilapan ku karena tertidur dan telah membuatnya menunggu terlalu lama di bawah.

"bb sorry.. aku ketiduran tadi.. aku ngantuk banget" bukanya sambutan permintaan maaf dan dia memafkan, tapi dia diam seriu bahasa dengan muka cemberut nya. Ya.. dia marah, yaudah lah mau di gimanain lagi, orang udah marah palingan ntar juga baek.
Sesampainya di bazar ramadhan, yang biasanya kami jalan bareng dan bahkan gandengan tangan, tapi tidak untuk kali ini. Kami jalan bak orang yang tidak saling mengenal, bahkan dia jalan begitu cepatnya meninggalkanku sehingga tak terlihat lagi oleh mata ku di sebalik ramai nya orang-orang yang mendatangi bazar ramadhan hari ini.

Ya Allah.. sebegitu marah kah dia, sungguh besar kah kesalahan ku, sehingga dia membalas ku seperti ini. Sampai-sampai dia sanggup memperlakukan ku seperti ini, memperlakukan ku seperti orang yang tidak dia kenal, bukan lagi seseorang yang spesial bagi nya.

to be continue....

Tuesday, August 9, 2011

Semalaman Tak Memejamkan Mata...


mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaiMu harus menjadi aku

Sudah beberapa hari ini kepalaku pusing, entah apa yang kufikirkan.
Beragam pemikiran menjalar dibenakku, aku bergelut dengan waktu.
Ya Allah, engakau lah jalan keluarku, dadaku sesak menghadapi ini.
Maaf kan aku ,bukan ku bemaksud untuk tak mensyukuri nikmatMu.
Aku bersyukur atas kesehatan yang Kau berikan, atas keluarga yang menyayangiku, teman-teman yang begitu baik, pekerjaan dan kantor yang menyenangkan hingga kecukupaan materi dan ilmu yang Kau curahkan, tak ada satu nikmatMu yang sanggup aku tepiskan setiap detiknya.

Tapi inilah janjiMu, pasti Kau akan mengujiku dengan pilihan.
Aku sadar sepenuhnya yang terjadi, bahwa aku hanya manusia biasa, aku tak layak menetapkan kriteria atau standar untuk hal-hal yang akan menjadi bagian hidupku.
Engkaulah pengatur hidupku, aku tak berhak mendiktemu untuk setiap hal-hal yang aku inginkan, karna aku tau engkaulah Hak itu.

Aku yakin engkau mengetahui yang terjadi dalam hidupku, apa yang terbaik untukku, tapi kumohon ya Allah.. jangan jadikan ini ujian yang tak sanggup untuk kutempuh, jangan jadikan ini cobaan yang akan menjauhkanku dariMu..
aku sudah berusaha semampuku untuk menerimanya, tapi aku tak sanggup menjadi ricik disela-sela air, aku tak sanggup menjadi cakrawala untuk menebas jarak, aku....

Apabila ini sudah menjadi takdirMu untuk menyatukan mahluk yang mutlak ciptaanMu. Maka permudahkanlah jalan kami untuk menuju ridhoMu. Apabila Engkau tidak berkehendak dengan semua ini maka tunjukanlah dan bukakanlah jalan kepada kami untuk menemukan tujuan hidup masing-masing.

Pilihkan aku yang terbaik Ya Allah , karena yang kutahu aku hanya butuh obat untuk menyembuhkan lukaku, aku butuh lembaran baru untuk menuliskan kejadian dalam hidupku, dan aku butuh orang sederhana yang sadar sepenuhnya bahwa semua dalam gengamanMu dan mampu menjadi penawar atas lukaku, hingga mampu mengantarkaknu untuk menemuiMu..

Dalam doaku hari ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara…

Karena ku tahu pernikahan bukan
hanya berdasarkan pada kalkulasi rasional semata
tapi, jauuuh melampaui ruang batas spiritual manusia.


~Budak Leutik Bisa Ngapung~


Monday, May 23, 2011

Pelayanan KBRI-KL dalam kata RAMAH!!

Masih kesal dengan macet nya jalan yang sangat parah, ga seperti biasanya Kuala Lumpur macet sampai seperti ini jadi serasa di Jakarta. Ahirnya ku putuskan untuk mencari jalan alternatif, mudah nya jalur transportasi di Kuala Lumpur, disini bukan hanya mempunyai satu arah dan satu jalur saja untuk bisa sampai pada suatu tempat. Tetapi ada beberapa jalan dan jalur yang bisa kita tempuh untuk sampai pada suatu tempat. Mulanya lancar-lancar saja... tapi begitu sampai di gerbang tol ga jauh beda, antrian begitu panjang pada saat mau membayar tarif tol. Lama mengantri ahirnya giliran ku ga jauh lagi, hanya tinggal nunggu 3mobil di depan lalu giliranku bayar dan langsung bisa menancap gas. Tiba-tiba saja muncul satu kendaraan angkutan umum di sebelah kanan ku dan mau memotong antrian di depanku, tentu saja membuatku jengkel dan kesal.. gimana ga kesal, sedangkan kendaraan-kendaraan yang lain semua antri berbaris panjang ke belakang, sedangkan dia baru aja dateng udah langsung nyerobot aja ke depan. Ahirnya lolos juga di gerbang tol dan jalan pun mulai lancar, sampailah aku di Kedutaan Besar Republik Indonesia - Kuala Lumpur. Tempat ini yang menjadi tujuan ku semenjak pukul 7 pagi tadi aku keluar dari kantor. Huuuffft.. perjalanan yang cukup panjang dan lama, karena jalanan macet tentunya. Yang bisanya menempuh perjalanan dalam 10-15mnit bisa sampai, hari ini harus di tempuh selama 1 setengah jam (90mnit) cukup lelah dan membosankan memang, dan sangat menyita waktu. Menginjakan kaki di gerbang Kedutaan Besar Indonesia- Kuala Lumpur.. lumayan banyak juga orang yang aku kenal disini, setiap langkah setiap berpapasan dengan orang tak lupa aku untuk melontarkan senyum dan menyapa mereka, selamat pagi pak.. selamat pagi bu.. kepada mereka para staff-staff KBRI-KL. Dibandingkan dengan aku mereka pun tidak kalah pagi nya sampai di kantor KBRI-KL untuk menjalankan tugas mulia mereka sebagai perwakilan Negara di Negri jiran Malaysia ini. Tujuan ku datang ke KBRI hari ini sebenarnya untuk mendampingi seorang (sebut saja namanya Pak Adi) Tenaga Kerja Indonesia yang kehilangan pasport hijau bergambarkan garuda bertuliskan Republik Indonesia dengan tinta emasnya. Dikarenakan dalam keadaan yang darurat (Istri Pak Adi sedang hamil tua dan mau melahirkan) saya harus mendampingi dia memohon kepada pihak Immigrasi KBRI-KL untuk kebijaksanaan supaya dapat mendapatkan pasport yang telah hilang tersebut dalam waktu yang singkat. Karena biasanya jika pasport hilang harus menerima sanksi menunggu selama satu bulan untuk mendapatkan pasport hijau bergambarkan garuda dengan tinta emas pada sampul pasport tersebut.


Setiap hari KBRI-KL selalu dipenuhi oleh para Warga Negara Indonesia yang mengikis ringgit di Malaysia demi menafkahi keluarganya di kampung halaman, yang kebanyakan orang sebut sebagai TKI. Barisan panjang orang mengantri untuk foto, tak kalah panjang juga barisan untuk mengantri foto copy document yang mereka bawa masuk ke dalam gedung Immigrasi, dan tak kalah panjang lagi barisan orang mengantri untuk pengambilan formulir dan nomer antrian. Pak Adi aku beri arahan untuk mengantri di barisan pengambilan nomer antrian, setelah itu baris di barisan untuk pengambilan foto. Begitu panjang barisan antrian itu sehingga aku memutuskan untuk masuk ke dalam gedung Imigrasi dan duduk menunggu pak Adi di dalam, tak lupa aku pesan kepada dia terlebih dahulu sambil aku tunjukan dimana tempat aku tunggu dia nanti. Lalu aku menuju pintu utama untuk masuk ke dalam konter pelayanan yang sudah dipenuhi oleh WNI yang berkapasitas diatas 1000 orang setiap hari nya untuk melakukan segala pemrosesan dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh KBRI-KL. Sesampainya langkahku di muka pintu, tiba-tiba saja ada seseorang yang meraih tanganku karena penasaran ahirnya aku menoleh untuk melihat siapa yang meraih tanganku tiba-tiba di pintu masuk. Setelah kupandang, rupanya seorang petugas KBRI - KL dengan seragam kerjanya berwarna biru tua bepapan nama dengan inisial BSRL Dengan muka angkuhnya, dengan tampang sombong yang dia ingin tunjukan kegagahanya di depan masyarakat umum tiba-tiba terlontar kata-kata dari mulutnya dengan nada tinggi, yang bisa digolongkan ke dalam nada mebentak...

"Ngapain kamu masuk kedalem?!? Dokumenya mana?!? yang tidak berkepentingan ga boleh masuk!!! kamu agency atau CALO!?!?!?" semua pertanyaan dia lontarkan sekaligus dengan nada yang tinggi dan muka sengitnya.

Ini bukan kali pertamanya aku diperlakukan seperti ini di KBRI-KL, dan padahal hari ini bukanlah hari pertama aku datang ke KBRI - KL untuk mendampingi seorang TKI yang mengalami kesulitan menguruskan dokumen mereka. Ini adalah tugas yang kantor berikan untuk ku. Jika terguran itu yang pertama kalinya mungkin aku akan memahami dan akan menuruti apa kata petugas tersebut sambil menjawab iya pak... dan maaf pak...

Petugas tersebut berhasil memancing emosiku dengan lontaran dan bentakan nada tinggi dari mulutnya, dan juga keangkuhan yang ditunjukan pada wajahnya, membuat kesabaranku kali ini habis untuk bisa memahami mereka.

"Saya kedalam karna ada keperluan!!! dokumenya tuhh di pegang sama orangnya lagi ngantri photo!!! saya dari agency dan saya bukan CALO!!! kalo ga ada keperluan ngapain saya masuk-masuk ke dalem, bapak fikir di dalem itu enak banget apa!!??!?! bapak jangan gitu dong, jangan seenaknya aja negur orang.. susah emang kalo negur orang dengan lontaran kata dan suara yang biasa-biasa saja... saya bukan TKI bodoh yang nurut dan diam saja setiap bapak caci maki dan bentak-bentak!!! kami disini memang hanya budak-budak dan buruh yang mengharapkan upah setiap bulanya, tapi kami punya harga diri. Petugas itu diam dan aku bergegas meninggalkanya untuk mencari kursi kosong di dalam.

Pikiranku terasa campur aduk saat itu, antara kesal dan menyesal.. kesal dengan perlakuan dan pelayanan yang dia berikan terhadap WNI - WNI yang datang ke KBRI-KL. dan menyesal kenapa aku tadi tidak bisa mengontrol emosi ku untuk tidak membalas lontaran kata-kata dengan nada yang tinggi, apalagi dia seseorang yang jauh lebih tua diatas usia ku.

Bukan cuma kejadian hari ini saja yang membuatku jengkel dan kesal, sering kali aku datang ke KBRI-KL banyak kejadian-kejadian yang membuatku merasa tidak nyaman dengan pelayanan beberapa staff sebagai wakil, pelindung, pengayom dari Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap rakyatnya sendiri. Dimana setiap teguran-teguran yang mereka lontarkan kepada WNI yang datang ke KBRI-KL selalu dengan nada-nada sengit dan bentakan.
Pernah juga aku berencana bawa temanku masuk ke dalem kantin KBRI-KL dimana disana banyak dijual makanan-makanan khas Indonesia. Temanku datang dari Bandung dan sudah 2 bulan tinggal di Kuala Lumpur dalam rangka training di sebuah hotel berbintang di KL. Pada saat temanku sampai di depan gedung berwarna putih itu, aku menuju keluar gerbang untuk menyambut mereka dan ahirnya aku mengajak mereka untuk masuk, karena kantin KBRI-KL berada di bagian paling belakang gedung tersebut. Namun pada saat sudah memasuki pintu gerbang terdengar suara teriakan seorang bapak-bapak berseragam biru tua, teguran yang dia berikan begitu kuat dan tidak bersahabat..

" hei..hei..heh.. ngapain kamu ke dalem!! kamu ga boleh masuk ke dalem.. karena penasaran akupun bertanya, kenapa ga boleh masuk pak? lalu dia pun menjawab, ''kamu lihat plang itu.. ahirnya akupun memahami, tidak boleh menggunakan sendal jepit dan celana pendek untuk masuk ke dalam gedung KBRI-KL. Harus berpakaian yang rapih bila ingin masuk kedalam gedung tersebut. Sebetul nya teman-temanku itu bukanya pake celana pendek.. mereka pake celana tanggung sebawah dengkul, tapi... yah mungkin itu tergolong ke bentuk celana pendek karena mata kaki masih terlihat. Aku pun lupa mengingatkan mereka tentang cara berpakaian kalau mau masuk ke dalam gedung KBRI-KL, tapi yah,.. lagian ke dalem cuma mau makan bakso doang :D anyway rencana mereka makan bakso gagal, dengan rasa bersalah aku meminta maaf kepada mereka dan janji dilain kesempatan bakalan bawa mereka ke suatu tempat yang menjual makanan-makanan khas Indonesia.

Kenapa disaat atasan-atasan yang mempunyai jabatan, berdasi pada saat tugas, mobil mewah yang membawa mereka datang, sepatu hitam kilat yang mereka pakai, masih bisa melontarkan senyum dan menyapa para WNI dengan suara dan mimik wajah yang sewajarnya. Tetapi orang yang diberi kekuasaan untuk menjaga keamanan justru bertindak demikian terhadap warganya sendiri disaat mereka harus memperingati dan menegur seseorang.
Begitu sulitkan untuk menanyai seseorang dengan nada suara yang normal dan biasa-biasa saja?
Rugikah mereka bila memberi peringatan dan teguran dengan mimik suara yang lebih enak di dengar?

Dimana bukti dari logo KBRI-KL yang terpajang besar di layar pada ruang konter pelayanan Kedutaan Besar Republik Indonesia - Kuala Lumpur melayani dengan murah,mudah,cepat,aman,nyaman dan RAMAH!!!!

Terhadap KBRI, saya sebagai pemegang paspor warna hijau dengan lambang Garuda memohon maaf jika selama ini saya sebagai masyarakat yang berdomisili di luar NKRI karena telah membuat anda terganggu. Mungkin karena waktu anda tersita begitu banyak dengan kegiatan-kegiatan mulia sebagai perwakilan negara di luar negeri. Sungguh saya tidak bermaksud menggangu kenyamanan anda dalam bekerja apalagi saat istirahat anda. Saya berusaha mengerti betapa sibuknya anda dan mungkin ratusan bahkan ribuan orang mesti anda atur dan tertibkan.
Sungguh saya masih berbangga memakai paspor hijau berlambang garuda nan gagah dengan tulisan Republik Indonesia berwarna tinta emas. Sebangga saya dengan para awak KBRI yang rela menjalankan tugasnya jauh dari tanah halaman. Saya mengagumi kemuliaan para pekerja KBRI dan salam hormat saya untuk para pekerja di KBRI dimanapun berada.

Monday, October 4, 2010

Hidup Adalah Pilihan


Dalam tiap detik, tiap detak jantung kita, kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang memaksa kita untuk memilih. Jika kita tidak memilih, diam, bukankah itu juga sebuah pilihan? betul?

Hidup memang bukan seperti multiple choice, tinggal pilih salah satu yang benar dan bila anda salah memilih maka alamat gak dapat nilai bahkan minus…

Dalam hidup ini kebenaran tidak selalu mutlak, kebenaran yang mutlak hanya ada dalam Alqur’an dan hadist..


Hidup adalah pilihan..

Sebagian memang mudah .

Memilih yang benar diantara yang salah, jelas sekali karena sejak kecil kita sudah dididik untuk membedakannya.Berbagai pengalaman baik teladan orang tua, iman dihati, tuntunan agama, pendidikan dari bapak ibu guru sampai tata pergaulan yang ada di masyarakat.

Memilih yang paling baik diantara yang baik-baik..Ah sama-sama tidak beresiko kan? Seperti malam ini, aku memilih untuk menulis daripada bersembunyi dibalik selimut..

Malam juga belum terlalu larut, daripada pikiran kemana-mana aku tuang aja disini, barangkali dengan menulis aku bisa menjadi lebih mengerti hidup ini.

Seperti pepatah bagai buah simalakama…

Memilih tapi tiada yang baik. Tidak memilih, yang sebenernya juga sebuah pilihan, juga buruk…

Bingung..? pasti..!

Ada yang bilang padaku, “Dengarkan kata hati..” ahhh kata hati perempuan seperti aku? Aku cemas itu bukan kata hati melainkan perasaan.. yang kadang jauh dari kebenaran….

Sebagian lain bilang, “Pakai logika” …..Logika? Seberapa sih kemampuan manusia untuk berpikir, kita memang bisa menduga apa yang terjadi esok, (seperti ramalan cuaca misalnya) tapi bukankah gempa bahkan tsunami yang terjadi beberapa tahun lalu saja tak seorangpun bisa menduga kan terjadi?… Masa depan memang harapan.. harapan yang masih misteri…

Akhirnya aku hanya bisa berpulang pada Dia Yang Memberi Hidup, Sang Maha Pengatur.. Illahi Rabbi.. dalam sujud panjang, dalam doa, dalam tiap tarikan nafas..

Ya Allah.. tunjukkanlah aku jalan yang harus aku tempuh, yang akan memberikan padaku keslamatan di dunia dan di akhirat. Aku ini bodoh ya Allah, maka berikan padaku petunjukMu, seperti halnya seorang ibu yang memberi makan anak-anaknya..

Dan malam ini aku ingat suatu kalimat yang ada dalam buku “ Mencari Mutiara Didalam Hati”… Jika kabur antara dua perkara dihatimu maka pilihlah yang paling berat bagi nafsumu untuk memilihnya..

Akhirnya hari ini aku melangkah, sambil terus memohon, Ya Allah, jika ini memang yang terbaik bagi kami, maka berilah kemudahan pada setiap langkah kami… Amin Ya Rabb..

Monday, July 26, 2010

still @pegi jauh


Suaranya semakin kuat terdengar di telinga, pekiknya bak suara letusan granat yang mengguncang daun telinga. KURANG PERHATIIN SEPERTI APA GW SAMA ELO!!!! oh man, hari ini benar-benar tidak tertahan lagi, selama ini aku hanya bisa diam disaat aku merasa diasingkan disini. aku tersudut, aku terpojok, aku terpuruk, bahkan dia menyalahkan aku, aku terfonis bahwa aku lah segala penyebab masalah-masalah yang selama ini ada.
air mata yang selama ini aku tahan ahirnya mengalir deras, aku sudah tidak bisa menahan tangis ku lagi,
KAMU EMANG GA PERNAH PEDULI SAMA AKU...
KAMU CUMA SIBUK SAMA PACAR KAMU...
KAMU SELALU SIBUK DAN PEDULIKAN KELUHAN-KELUHANYA...
TANPA PERNAH SEKALIPUN KAMU TAU APA YANG AKU RASAIN...
APA PERNAH SEKALIPUN KAMU LUANGIN WAKTU KAMU BUAT DENGERIN KELUHAN AKU...

tertutup dengan satu kalimat yang keluar dari mulut nya, tanpa harus ku menjawab aku terus melangkahkan kakiku keluar dari rumah... KURANG PERHATIIN SEPERTI APA GW AMA ELO!!!!

kakiku melangkah, pikiran ku kosong, tangisku tak terhenti, aku tak tau harus kemana.
aku hanya ingin diriku terhibur saat ini, aku tidak mau kembali kerumah untuk waktu terdekat ini.
bahkan aku tidak peduli, mereka tersenyum atau justru mengkhawatirkan kepergian ku.. Aku akan baik-baik saja.



Friday, March 19, 2010

Never there


I need your arms around me,

I need to feel your touch

I need your understanding,
I need your love so much

You tell me that you love me so,

you tell me that you care




But when I need you baby,

you’re never there..

On the phone long,

long distanceAlways through such strong resi

First yousay you’re too busy

I wonder if you even miss me.





Never there..You’re never there..

You’re never, ever, ever, ever there..

A golden bird that flies away,

a candle’s fickle flame.

To think I held you yesterday,

your love was just a game.





You tell me that you love me so,

you tell me that you care

But when I need you baby..

Take the time to get to know me.

If you want me why can’t you just show me

We’re always on this roller coaster,

If you want me why can’t you get closer?

Wednesday, October 7, 2009

Hidup Ini Tak Cuma..


Aku tidak tahu apa yang salah. Rasanya hidup ini begitu terbatas. Nafasku sesak, sekujur tubuhku berpeluh. Yang ada hanya rasa sumpek dan bau apek. Kenapa juga hidupku terasa gelap. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sulit untuk melihat dalam kegelapan ini. Aku pun merasa sendirian, aku merasa ditinggalkan. Meski aku mendengar suara-suara, aku tak tahu suara-suara itu datang dari mana. Kadang suara itu tenang, kadang pula begitu hiruk pikuk. Tapi aku tetap saja tak tahu suara apa itu. Masih saja aku sendiri dalam gelap

dan sesak hidupku ini.

Suatu hari, aku tersadar. Sudah lama aku tak membuka jendela kamar. Sudah lama pula aku tak keluar kamar, membuka pintu kamarku. Maka, pertama-tama, kubuka jendela kamarku. Agak berat untuk menarik pengait jendela kayu itu. Debu tebal menempel di ujung-ujung jariku yang sedang berusaha keras melepas kait besi yang membuat jendela tetap terkunci. Dan ketika kait itu berhasil kubuka, dengan segera kudorong jendela kayu kamarku. Wow, segar sekali! Aku sungguh terkejut. Hembusan angin menerpa wajahku, menyeruak dan menerobos segala penjuru kamarku. Sorot cahaya matahari pun tak mau kalah untuk segera menerobos dan memenuhi segala sudut kamarku dengan terang benderangnya. Astaga! Apa yang kulakukan selama ini? Begitu bodohnya aku. Bagaimana bisa aku tak menyadarinya? Segala kegelapan dan kesesakan itu terjadi karena aku tak pernah membuka jendela kamarku! Bodoh sekali, bodoh sekali!

Sejenak aku merasa lega. Tapi lalu aku menjadi agak ragu untuk melanjutkan rencanaku. Haruskah kini aku juga membuka pintu? Lama aku berdiri di balik pintu sambil memegang daunnya. Aku tersenyum sendiri sambil menebak-tebak, mengapa yang kupegang itu disebut daun pintu. Ketika dipegang terasa dingin dan bentuknya sama sekali tidak seperti daun, ranting pintu mungkin lebih tepat, kataku dalam hati. Tapi toh aku tak perlu mempedulikan namanya. Yang jelas, kalau itu kutarik, pintu kamarku akan terbuka dan aku tidak tahu, apa atau siapa yang ada di balik pintu kamarku. Sambil memejamkan mata, dengan cepat kutarik dan kubuka pintu kamarku. Lagi, cahaya dan udara menyerbuku dan dengan segera menjelajahi sudut-sudut kamarku. Ah…lega sekali rasanya! Tak seburuk yang aku duga. Hidupku terasa ringan, sesak dan gelap sirna seketika.

Tiba-tiba, terbersit suatu rencana tak terduga. Rencana itu menerobos masuk ke benakku sebegitu rupa sehingga aku sendiri terkejut dan tak percaya pada apa yang sedang ada di pikiranku itu. Aku ingin melangkah ke luar kamarku. Aku mau tahu lebih banyak lagi apa yang ada di luar sana. Ah… rencana ini sungguh gila. Buat apa aku keluar kamar? Di dalam sini lebih aman. Kalau aku tetap tinggal di dalam kamar, aku pasti akan terlindung dari segala macam marabahaya. Yah..buat apa?

Maka, aku membiarkan hari berlalu dengan pintu dan jendela yang terbuka menganga. Aku harus membuat keputusan yang berat. Hidupku kembali sesak dan bahkan kini terasa berbeban berat. Malamku berlalu dengan mencekam. Tubuhku tak mau rebah di petiduran yang sudah sekian lama menemaniku dalam mimpi-mimpiku. Aku meringkuk dan mendekam di sudut kamar, sambil memandang pintu yang sudah terbuka lebar. Apakah gerangan yang ada di luar sana? Perlukah aku ke luar? Amankah jika aku berada di luar sana?

Menjelang pagi, segala pertanyaan yang menghujani malamku menjadi buyar. Ada cahaya yang lembut, yang merayap perlahan ke dalam kamarku. Lewat pintu dan jendela. Seolah aku dipanggil dan diundang untuk segera ke luar dan menjumpai sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Cahaya itu bagai undangan, bagai harapan. Aku merasa terjamin dan aman. Hangatnya membelai lembut tubuhku. Makam perlahan-lahan aku bangkit dan mulai melangkah menuju pintu kamarku. Jantungku berdegup dengan hebatnya. Sampai-sampai aku merasa seluruh tubuh bergetar dan terguncang olehnya. Aku mencoba mengintip perlahan. Aku menjulurkan kepalaku keluar, menoleh ke kiri dan ke kanan. Lalu tiba-tiba kudapati diriku seutuhnya sudah berada di luar kamar, tertegun memandang indahnya alam. Langit biru dengan awan laksana domba-domba yang bermain di awangan, permadani rumput yang membentang hijau bertaburan aneka pepohonan rimbun, dan gemercik aliran air sungai jernih yang bergulir dari gunung tinggi gagah di kejauhan sana.Yang membuatku makin tertegun, dengan balutan rasa malu, lega, gembira, dan bebas adalah ketika kulihat orang-orang lalu lalang di depanku. Aku tak tahu siapa mereka tapi tiap kali melintas di depanku, mereka melambaikan tangan dan melempar senyum. Aku merasa seolah mereka berkata: “Wah, lama kami tak melihatmu. Senang sekali rasanya bisa berjumpa denganmu lagi saudaraku.” Maka, butiran-butiran air mulai berjatuhan dari pipiku. Aku tertawa, menertawai diriku. Tawa itu tawa lega dan tawa penuh syukur. Ternyata, hidup ini tak cuma hidupku. Hidup ini tak cuma hidup. Hidup ini tak cuma…., melainkan……….