BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Wednesday, October 7, 2009

Hidup Ini Tak Cuma..


Aku tidak tahu apa yang salah. Rasanya hidup ini begitu terbatas. Nafasku sesak, sekujur tubuhku berpeluh. Yang ada hanya rasa sumpek dan bau apek. Kenapa juga hidupku terasa gelap. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sulit untuk melihat dalam kegelapan ini. Aku pun merasa sendirian, aku merasa ditinggalkan. Meski aku mendengar suara-suara, aku tak tahu suara-suara itu datang dari mana. Kadang suara itu tenang, kadang pula begitu hiruk pikuk. Tapi aku tetap saja tak tahu suara apa itu. Masih saja aku sendiri dalam gelap

dan sesak hidupku ini.

Suatu hari, aku tersadar. Sudah lama aku tak membuka jendela kamar. Sudah lama pula aku tak keluar kamar, membuka pintu kamarku. Maka, pertama-tama, kubuka jendela kamarku. Agak berat untuk menarik pengait jendela kayu itu. Debu tebal menempel di ujung-ujung jariku yang sedang berusaha keras melepas kait besi yang membuat jendela tetap terkunci. Dan ketika kait itu berhasil kubuka, dengan segera kudorong jendela kayu kamarku. Wow, segar sekali! Aku sungguh terkejut. Hembusan angin menerpa wajahku, menyeruak dan menerobos segala penjuru kamarku. Sorot cahaya matahari pun tak mau kalah untuk segera menerobos dan memenuhi segala sudut kamarku dengan terang benderangnya. Astaga! Apa yang kulakukan selama ini? Begitu bodohnya aku. Bagaimana bisa aku tak menyadarinya? Segala kegelapan dan kesesakan itu terjadi karena aku tak pernah membuka jendela kamarku! Bodoh sekali, bodoh sekali!

Sejenak aku merasa lega. Tapi lalu aku menjadi agak ragu untuk melanjutkan rencanaku. Haruskah kini aku juga membuka pintu? Lama aku berdiri di balik pintu sambil memegang daunnya. Aku tersenyum sendiri sambil menebak-tebak, mengapa yang kupegang itu disebut daun pintu. Ketika dipegang terasa dingin dan bentuknya sama sekali tidak seperti daun, ranting pintu mungkin lebih tepat, kataku dalam hati. Tapi toh aku tak perlu mempedulikan namanya. Yang jelas, kalau itu kutarik, pintu kamarku akan terbuka dan aku tidak tahu, apa atau siapa yang ada di balik pintu kamarku. Sambil memejamkan mata, dengan cepat kutarik dan kubuka pintu kamarku. Lagi, cahaya dan udara menyerbuku dan dengan segera menjelajahi sudut-sudut kamarku. Ah…lega sekali rasanya! Tak seburuk yang aku duga. Hidupku terasa ringan, sesak dan gelap sirna seketika.

Tiba-tiba, terbersit suatu rencana tak terduga. Rencana itu menerobos masuk ke benakku sebegitu rupa sehingga aku sendiri terkejut dan tak percaya pada apa yang sedang ada di pikiranku itu. Aku ingin melangkah ke luar kamarku. Aku mau tahu lebih banyak lagi apa yang ada di luar sana. Ah… rencana ini sungguh gila. Buat apa aku keluar kamar? Di dalam sini lebih aman. Kalau aku tetap tinggal di dalam kamar, aku pasti akan terlindung dari segala macam marabahaya. Yah..buat apa?

Maka, aku membiarkan hari berlalu dengan pintu dan jendela yang terbuka menganga. Aku harus membuat keputusan yang berat. Hidupku kembali sesak dan bahkan kini terasa berbeban berat. Malamku berlalu dengan mencekam. Tubuhku tak mau rebah di petiduran yang sudah sekian lama menemaniku dalam mimpi-mimpiku. Aku meringkuk dan mendekam di sudut kamar, sambil memandang pintu yang sudah terbuka lebar. Apakah gerangan yang ada di luar sana? Perlukah aku ke luar? Amankah jika aku berada di luar sana?

Menjelang pagi, segala pertanyaan yang menghujani malamku menjadi buyar. Ada cahaya yang lembut, yang merayap perlahan ke dalam kamarku. Lewat pintu dan jendela. Seolah aku dipanggil dan diundang untuk segera ke luar dan menjumpai sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Cahaya itu bagai undangan, bagai harapan. Aku merasa terjamin dan aman. Hangatnya membelai lembut tubuhku. Makam perlahan-lahan aku bangkit dan mulai melangkah menuju pintu kamarku. Jantungku berdegup dengan hebatnya. Sampai-sampai aku merasa seluruh tubuh bergetar dan terguncang olehnya. Aku mencoba mengintip perlahan. Aku menjulurkan kepalaku keluar, menoleh ke kiri dan ke kanan. Lalu tiba-tiba kudapati diriku seutuhnya sudah berada di luar kamar, tertegun memandang indahnya alam. Langit biru dengan awan laksana domba-domba yang bermain di awangan, permadani rumput yang membentang hijau bertaburan aneka pepohonan rimbun, dan gemercik aliran air sungai jernih yang bergulir dari gunung tinggi gagah di kejauhan sana.Yang membuatku makin tertegun, dengan balutan rasa malu, lega, gembira, dan bebas adalah ketika kulihat orang-orang lalu lalang di depanku. Aku tak tahu siapa mereka tapi tiap kali melintas di depanku, mereka melambaikan tangan dan melempar senyum. Aku merasa seolah mereka berkata: “Wah, lama kami tak melihatmu. Senang sekali rasanya bisa berjumpa denganmu lagi saudaraku.” Maka, butiran-butiran air mulai berjatuhan dari pipiku. Aku tertawa, menertawai diriku. Tawa itu tawa lega dan tawa penuh syukur. Ternyata, hidup ini tak cuma hidupku. Hidup ini tak cuma hidup. Hidup ini tak cuma…., melainkan……….

Tuesday, October 6, 2009

Aku Dan Sepiku


aku kembali memandang langit gelap tak berteman
tlah lama tak kudengar nyanyian bintang yang slalu kurindukan
aku kembali mengukir hening di sepanjang hari
jiwaku sekarat menanti…
sepi…ternyata hanya kau yang menaungi hati
sepi…masih juga kau rajai tahta cintaku uang sunyi
sepi…kapan kau pergi
tuhan..
dimanakah ada sepiku yang tak harus kulalui
dimanakah ada sendiriku yang tak haruskulewati
sepi ini mengurung jiwaku sendiri takbertepi
hancur…ragaku takkan lama menahanmu
meski malam redupkan amarahku bersama bulan
meski fajar hangatkan pagiku dan lukiskan pesona keindahannya …dibalik senyumku..
aku takkan bisa menghalaumu tuk tinggalkanku sejenak
aku ternyata tak mampu menepismu
aku ternyata tak mampu …
menjadi diriku yang taklagi dihantui sepi

wahai para penyair dari anak penyair..jiwa dan cintaku memiliki ketulusan dalam halnya mencintai kekasihku, dan jiwakupun memiliki ketulusan dalam halnya ketika jika ia meninggalkan aku.

wahai penyair dari penyair... jikala aku mengingat namanya, tubuh dan jiwaku merasa sedih, kadang hatiku menangis.. ialah yang membangkitkan jiwaku yang tersembunyi.

wahai penyair dari penyair..
jikala aku mengingatnya, aku ingin menangis karena rindu..

~Neng'aa


Monday, October 5, 2009

Belajar Mencintai Seseorang Yg Tdk Sempurna Dgn Cara Yg Sempurna

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adaah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan. Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan. Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan. Berbicara tentang pasangan jiwa, Adasuatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil" Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak... Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan. Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna


~ng'aa

Artikel Islami : POHON BERDURI


Seorang pemuda menanam pohon berduri didepan rumahnya. Walikota menyuruh sipemuda untuk memotong pohon tersebut dengan kapak milik sang pemuda karena kekhawatiran akan bahaya yang tidak hanya mengancam keselamatan si-pemuda tapi juga para pejalan yang kerap lewat di depan rumahnya. Saat duri-duri dari pohon tersebut telah keluar nanti, ia akan melukai kakinya dan juga kaki para pejalan di depan rumahnya.Belum lagi bahaya-bahaya lain yang sangat mungkin ditimbulkan dari pohon berduri itu. Namun sialnya pemuda kita ini menganggap enteng dan terus menerus mengundur-undur waktu untuk menebangnya. Roda waktu berputar tanpa henti. Bulan berganti tahun, pohon berduri itu telah tumbuh membesar, akarnya menghujam jauh kebumi, dahan dan rantingnya kini sudah menjulur kesana kemari. Sementara pemuda ini telah berubah menjadi seorang kakek ringkih. Ketika mengetahui pohon berduri itu telah benar-benar melukai dan menyengsarakan dirinya dan banyak orang, kakek ringkih ini segera mengambil kapak berniat untuk menebang pohon berduri tanamannya. Namun betapa sayangnya ayunan kapak sikakek sudah tidak mampu lagi menggores kokohnya batang pohon. Usia uzur sikakek telah merenggut kekuatannya untuk menumbangkan pohon berduri tsb, hasil tanamannya sendiri.

Maulana Rumi, penyair Sufi Afghanistan itu menutur cerita ini dalam Masnawi-nya. Rumi mengingatkan kepada kita bahwa penundaan untuk menghentikan tindakan buruk hanya semakin mengokohkan keburukan itu sendiri dan melemahkan energi untuk merubahnya. Didalam hati kita pohon berduri itu tumbuh saat kita melakukan keburukan kepada Tuhan, diri dan sesama. Jangan menunggu waktu, karena tiap detik adalah kesempatan mengakarkan, mengokohkan pohon itu disekujur tubuhmu. Ambillah kapak imanmu segera sebelum terlambat untuk menumbangkannya. Penundaan hanyalah melahirkan ketakberdayaan. Kelak saat kapak imanmu tidak lagi tajam, tubuhmupun sudah kehilangan kekuatan. Belantara pohon berduri itu bahkan kelak menusuk mata, telinga dan hatimu. Sebelum telingamu bernanah oleh cemoohan, matamu menangis oleh kedukaan tak berujung, dan hatimu berdarah oleh himpitan derita dan adzab, tebaslah pohon berduri itu. Janganlah berani melawan waktu, karena waktu selalu menertawakan keringkihanmu.

Mentari Dzulhijjah menutup mata sudah. Rembulan 1 Muharram mengabarkan tahun baru. Jika hidupmu seperti pekat malam, yakinlah selalu ada rembulan dan bintang yang mencerahkan. Sepekat dan segelap apapun hidupmu, setitik cahayapun mampu mengusir ketakutanmu. Ditengah kegelapan hidup di mekkah dahulu, Rasul membawa sahabat-sahabatnya menjemput cahaya kota Madinah. Hijrah, mengubah hidup agar terarah. Hijrah, meneguhkan hidup diatas bimbingan cahaya. Allah adalah cahaya langit bumi, Allah adalah cahaya diatas cahaya (Qs al-nur ;35).

Tekadmu adalah kapak itu. Tebaslah kini pohon-pohon berduri dihatimu. Renggutlah akar-akarnya. Seperti Ibrahim, kakekmu, hancurkanlah berhala-berhala yang membatu disekujur tubuhmu. Belajarlah kini menjadi petani yang selalu merindui hujan. Guyurilah hati dan tubuhmu senantiasa dengan kebeningan rintik ayat-ayat Tuhan. Tanamlah perlahan benih kejujuran, keikhlasan, kesabaran, tulus hati dan pengabdian kepada Tuhan. Rawat dan pupuklah mereka secara sabar. Kelak diakhir tahun, saat mereka berbuah, panen raya mendekapmu dalam bahagia. Saat hatimu lega dan bersuka cita, berbagilah dengan sesama. Hatimu adalah surgamu. Bukan pohon berduri yang harusnya menempati, namun anggur Tuhan yang mestinya bersemayam. Selamat menanam.

~Hamba Allah

Sunday, October 4, 2009

Saat Diri Harus Beranjak Pergi


Jiwa meregang...
Tubuh pun bergetar hebat, berbaur jeritan ketakutan atau linangan air mata bahagia karena ingin bertemu Rabb-nya.

Ditarik, dan dicerabut dari setiap urat nadi, syaraf, dan akar rambut. Ini sebuah titah, ia harus kembali kepada pemilik-Nya.
Allahu Akbar, janji-Mu telah tiba.

Yaa Robbi..., alangkah sakit dan pedih.
Perih laksana tiga ratus tusukan pedang, atau ringan bagaikan sebuah pengait saat dimasukkan dan ditarik dari gumpalan bulu yang basah. Duhai jiwa, seandainya engkau tahu bahwa sakaratul maut itu lebih ngeri dan dahsyat dari semua sketsa yang ada.

Sayup terdengar lantunan ayat suci Al Qur'an, dan sesegukan air mata yang tumpah. Lalu, hening berbalut sepi.
Semakin hening, bening..., menggantikan hingar bingar dunia di kala pagi yang penat dan siang yang meranggas. Diam pun enyisakan kepiluan, kesedihan atau berjuta kenangan. Dia telah pergi, dan tak akan pernah kembali.

Yaa Allah..., inikah kepastian yang telah Engkau tetapkan?

Di mana tumpukan harta yang telah terkumpul sekian lama? Pelayan yang setia, rumah mewah, kendaraan, kebun rindang dan subur, pakaian yang indah, dan orang-orang tercinta, dimanakah kini kalian berada? Semua telah direnggut kematian, icampakkan, dan dihempaskannya kenikmatan dunia yang dahulu terlalu dielu-elukan. Adakah segala amanah dapat menuai pahala, duhai Allah.

Kegelapan pun menyeruak, hitam pekat laksana jelaga, sungguh mengerikan sebagian jiwa yang akan berteman dengan amalan jahat hingga tibanya hari kiamat. Mencekam, berbaur jeritan keras memekakkan telinga,"Jangan Kau datangkan kiamat yaa Allah, sungguh aku disini sudah sangat tersiksa!!!" saat diperlihatkan tempatnya di neraka.

Bagi sebagian lainnya, alam kubur justru membuat bahagia. Berteman amal sholeh yang diibaratkan sebagai manusia dengan paras sangat menyenangkan. Lalu ia pun menjerit, menangis bahagia saat ditunjukkan tempatnya di surga, "Datangkan hari kiamat sekarang yaa Allah,
aku ingin segera ke sana!!!"

Kematian...
Erat menyiratkan takut dan pilu serta lantunan senandung duka. Menciptakan nada-nada pedih dan gamang yang kadang menghujam iman, hingga hati pun bertanya, mengapa selalu ada perpisahan? Rasa itu menghantam dan menikam pada keluarga yang ditinggalkan.

Namun kematian adalah suatu keniscayaan, karena ia telah dijanjikan. Kematian pun hakikatnya adalah sahabat akrab bagi setiap yang bernyawa. Sayang, kesadaran itu begitu menghentak saat orang-orang yang kita cintalah yang direnggutnya. Ketika itu auranya begitu dekat, serasa setiap helaan nafas beraroma kematian.

Duhai jiwa...
Sadarkah engkau bahwa kelak kuburan adalah tempat peristirahatan? Sudahkah engkau siapkan malam pertama di sana, seperti kau sibukkan diri menjelang malam pertama pernikahan? Tidakkah engkau tahu bahwa ia adalah malam yang sangat mengerikan, malam yang membuat orang-orang sholeh menangis saat memikirkannya.

Kau gerakkan lidah ini untuk membaca Al Qur'an, tetapi tingkah lakumu tak pernah kau selaraskan. Kau kenal setan, tapi mereka kau jadikan teman. Kau ucapkan bahwa RasuluLlah SallaLlaahu Alayhi Wasallam adalah kecintaan, namun sunnah-Nya kau tinggalkan. Kau katakan ingin masuk surga, tapi tak pernah berhenti berbuat dosa. Tak henti-hentinya kau sibukkan dirimu dengan kesalahan saudaramu sendiri, padahal engkau pun bukan manusia suci. Saat kau kebumikan sahabat-sahabat
yang telah mendahului, mengapa kau mengira dirimu tak akan pernah mati?

AstaghfiruLlah al 'adzim...

Duhai Allah...
Engkau yang Maha Mendengar
Dengarkan munajat ini yaa Robbi, berilah kesempatan
untuk kami selalu memperbaiki diri
Jadikan diri ini bersih, hingga saat menghadap-Mu nanti

Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut
Allaahumma hawwin 'alainaa fii sakaraatil maut

Ringankan kematian kami yaa Allah, mudahkanlah duhai
Pemilik Jiwa
Jadikan hati ini ikhlas saat malaikat maut menyapa
Hingga kematian menjadi sangat indah, kematian yang husnul khaatimah

Wallahua'lam bi showab.

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb FiLlah wa LiLlah,

~Neng 'Aa

JIka Seorang Wanita..


  1. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
  2. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 lelaki soleh.
  3. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1,000 lelaki yang jahat.
  4. 2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik dari pada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
  5. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari badannya (susu badan) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
  6. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad
  7. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak nyaman kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.
  8. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
  9. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 maalaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.
  10. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
  11. Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
  12. Wanita yang menguli tepung gandum dengan bismillah", Allah akan berkatkan rezekinya.
  13. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.
  14. Wanita yang menjaga solat, puasa dan taat pada suami, Allah akan mengizinkannya untuk memasuki syurga dari mana-mana pintu yang dia suka.
  15. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
  16. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.
  17. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
  18. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
  19. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.
  20. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka maalaikat-maalaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya.
  21. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.
  22. Jika wanita memicit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak.
  23. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.
  24. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
Hadis nabi mengenai wanita:
Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki.Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia".

Wallahua'lam..
Ya Allah, adakah aku ini hamba-MU yang layak untuk merindui syurgaMu.Tak t'daya rasanya menuju ke sana lantaran godaan syaitan & hawa nafsu.

~Hamba Allah

Friday, October 2, 2009

Kisah Nenek Pemungut Daun



Ini ada kisah menarik dari sebuah buku yang saya baca. Semoga menjadikan kita semakin mencintai Nabi Muhammad, Rosulullah saw. Allah huma sholi ala Muhammad wa ala ali Muhammad.

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.

Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah isapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."

Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya� merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw?

_____________
Diketik ulang dari buku "Rindu Rosul", karangan Jalaluddin Rakhmat, penerbit Rosda Bandung,� hal 31-33. cetakan pertama September 2001.


~Neng'aa

Bila Selalu Ingat Mati...


Sehalus-halus kehinaan di sisi Allah adalah tercerabutnya kedekatan kita dari sisi-Nya. Hal ini biasanya ditandai dengan kualitas ibadah yang jauh dari meningkat, atau bahkan malah menurun. Tidak bertambah bagus ibadahnya, tidak bertambah pula ilmu yang dapat membuatnya takut kepada Allah, bahkan justru maksiat pun sudah mulai dilakukan, dan anehnya yang bersangkutan tidak merasa rugi. Inilah tanda-tanda akan tercerabutnya nikmat berdekatan bersama Allah Azza wa Jalla.

Pantaslah bila Imam Ibnu Athoillah pernah berujar, "Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tandas tidak tersisa". Demikianlah yang terjadi bagi orang yang tidak berusaha memelihara iman di dalam kalbunya. Karenanya jangan pernah permainkan nikmat iman di hati ini.

Ada sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya di forum ini ada hikmah yang bisa diambil. Kisahnya dari seorang teman yang waktu itu nampak begitu rajin beribadah, saat shalat tak lepas dari linang air mata, shalat tahajud pun tak pernah putus, bahkan anak dan istrinya diajak pula untuk berjamaah ke mesjid. Selidik punya selidik, ternyata saat itu dia sedang menanggung utang. Karenanya diantara ibadah-ibadahnya itu dia selipkan pula doa agar utangnya segera terlunasi. Selang beberapa lama, Allah Azza wa Jalla, Zat yang Mahakaya dan Maha Mengabulkan setiap doa hamba-Nya pun berkenan melunasi utang rekan tersebut.

Sayangnya begitu utang terlunasi doanya mulai jarang, hilang pula motivasinya untuk beribadah. Biasanya kehilangan shalat tahajud menangis tersedu-sedu, "Mengapa Engkau tidak membangunkan aku, ya Allah ?!", ujarnya seakan menyesali diri. Tapi lama-kelamaan tahajud tertinggal justru menjadi senang karena jadual tidur menjadi cukup. Bahkan sebelum azan biasanya sudah menuju mesjid, tapi akhir-akhir ini datang ke mesjid justru ketika azan. Hari berikutnya ketika azan tuntas baru selesai wudhu. Lain lagi pada besok harinya, ketika azan selesai justru masih di rumah, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk shalat di rumah saja.

Begitupun untuk shalat sunat, biasanya ketika masuk mesjid shalat sunat tahiyatul mesjid terlebih dulu dan salat fardhu pun selalu dibarengi shalat rawatib. Tapi sekarang saat datang lebih awal pun malah pura-pura berdiri menunggu iqamat, selalu ada saja alasannya. Sesudah iqamat biasanya memburu shaf paling awal, kini yang diburu justru shaf paling tengah, hari berikutnya ia memilih shaf sebelah pojok, bahkan lama-lama mencari shaf di dekat pintu, dengan alasan supaya tidak terlambat dua kali. "Kalau datang terlambat, maka ketika pulang aku tidak boleh terlambat lagi, pokoknya harus duluan!" Pikirnya.

Saat akan shalat sunat rawatib, ia malah menundanya dengan alasan nanti akan di rumah saja, padahal ketika sampai di rumah pun tidak dikerjakan. Entah disadari atau tidak oleh dirinya, ternyata pelan-pelan banyak ibadah yang ditinggalkan. Bahkan pergi ke majlis ta'lim yang biasanya rutin dilakukan, majlis ilmu di mana saja dikejar, sayangnya akhir-akhir ini kebiasaan itu malah hilang.

Ketika zikir pun biasanya selalu dihayati, sekarang justru antara apa yang diucapkan di mulut dengan suasana hati, sama sekali bak gayung tak bersambut. Mulut mengucap, tapi hati malah keliling dunia, masyaallah. Sudah dilakukan tanpa kesadaran, seringkali pula selalu ada alasan untuk tidak melakukannya. Saat-saat berdoa pun menjadi kering, tidak lagi memancarkan keuatan ruhiah, tidak ada sentuhan, inilah tanda-tanda hati mulai mengeras.

Kalau kebiasaan ibadah sudah mulai tercerabut satu persatu, maka inilah tanda-tanda sudah tercerabutnya taupiq dari-Nya. Akibat selanjutnya pun mudah ditebak, ketahanan penjagaan diri menjadi blong, kata-katanya menjadi kasar, mata jelalatan tidak terkendali, dan emosinya pun mudah membara. Apalagi ketika ibadah shalat yang merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar mulai lambat dilakukan, kadang-kadang pula mulai ditinggalkan. Ibadah yang lain nasibnya tak jauh beda, hingga akhirnya meningallah ia dalam keadaan hilang keyakinannya kepada Allah. Inilah yang disebut suul khatimah (jelek di akhir), naudzhubillah. Apalah artinya hidup kalau akhirnya seperti ini.

Ada lagi sebuah kisah pilu ketika suatu waktu bersilaturahmi ke Batam. Kisahnya ada seorang wanita muda yang tidak bisa menjaga diri dalam pergaulan dengan lawan jenisnya sehingga dia hamil, sedangkan laki-lakinya tidak tahu entah kemana (tidak bertanggung jawab). Hampir putus asa ketika si wanita ini minta tolong kepada seorang pemuda mesjid. Ditolonglah ia untuk bisa melakukan persalinan di suatu klinik bersalin, hingga ia bisa melahirkan dengan lancar. Walau tidak jelas siapa ayahnya, akhirnya si wanita ini pun menjadi ibu dari seorang bayi mungil. Sayangnya, sesudah beberapa lama ditolong, sifat-sifat jahiliyahnya kambuh lagi. Mungkin karena iman dan ilmunya masih kurang, bahkan ketika dinasihati pun tidak mempan lagi hingga akhirnya dia terjerumus lagi. Demikianlah kisah si wanita ini, ia kembali hamil di luar nikah tanpa ada pria yang mau bertanggung jawab. Lalu ditolonglah ia oleh seseorang yang ternyata aqidahnya beda. Si orang yang akan membantu pun menawarkan bantuan keuangan dengan catatan harus pindah agama terlebih dulu. Si wanita pun menyetujuinya, dalam hatinya "Toh hanya untuk persalinan saja, setelah melahirkan aku akan masuk Islam lagi". Tapi ternyata Allah menentukan lain, saat persalinan itu justru malaikat Izrail datang menjemput, meninggalah si wanita dalam keadaan murtad, naudzhubillah.

Cerita ini nampaknya bersesuaian pula dengan sebuah kisah klasik dari Imam Al Ghazali. Suatu ketika ada seseorang yang sudah bertahun-tahun menjadi muazin di sebuah menara tinggi di samping mesjid. Kebetulan di samping mesjid itu adapula sebuah rumah yang ternyata dihuni oleh keluarga non-muslim, diantara anak-anak keluarga itu ada seorang anak perempuan berparas cantik yang sedang berangkat ramaja. Tiap naik menara untuk azan, secara tidak disengaja tatapan mata sang muazin selalu tertumbuk pada si anak gadis ini, begitu pula ketika turun dari menara. Seperti pepatah mengatakan "dari mata rurun ke hati", begitulah saking seringnya memandang, hati sang muazin pun mulai terpaut akan paras cantik anak gadis ini. Bahkan saat azan yang diucapkan di mulut Allahuakbar-Allahuakbar, tapi hatinya malah khusyu memikirkan anak gadis itu.

Karena sudah tidak tahan lagi, maka sang muazin ini pun nekad mendatangi rumah si anak gadis tersebut dengan tujuan untuk melamarnya. Hanya sayang, orang tua si anak gadis menolak dengan mentah-mentah, apalagi jika anaknya harus pindah keyakinan karena mengikuti agama calon suaminya, sang muazin yang beragama Islam itu. "Selama engkau masih memeluk Islam sebagai agamamu, tidak akan pernah aku ijinkan anakku menjadi istrimu" ujar si Bapak, seolah-olah memberi syarat agar sang muazin ini mau masuk agama keluarganya terlebih dulu. Berpikir keraslah sang muazin ini, hanya sayang, saking ngebetnya pada gadis ini, pikirannya seakan sudah tidak mampu lagi berpikir jernih. Hingga akhirnya di hatinya terbersit suatu niat, "Ya Allah saya ini telah bertahun-tahun azan untuk mengingatkan dan mengajak manusia menyembah-Mu. Aku yakin Engkau telah menyaksikan itu dan telah pula memberikan balasan pahala yang setimpal. Tetapi saat ini aku mohon beberapa saat saja ya Allah, aku akan berpura-pura masuk agama keluarga si anak gadis ini, setelah menikahinya aku berjanji akan kembali masuk Islam". Baru saja dalam hatinya terbersit niat seperti itu, dia terpeleset jatuh dari tangga menara mesjid yang cukup tinggi itu. Akhirnya sang muazin pun meninggal dalam keadaan murtad dan suul khatimah.

Kalau kita simak dengan seksama uraian-uraian kisah di atas, nampaklah bahwa salah satu hikmah yang dapat kita ambil darinya adalah jikalau kita sedang berbuat kurang bermanfaat bahkan zhalim, maka salah satu teknik mengeremnya adalah dengan 'mengingat mati'. Bagaimana kalau kita tiba-tiba meninggal, padahal kita sedang berbuat maksiat, zhalim, atau aniaya? Tidak takutkah kita mati suul khatimah? Naudzhubillah. Ternyata ingat mati menjadi bagian yang sangat penting setelah doa dan ikhtiar kita dalam memelihara iman di relung kalbu ini. Artinya kalau ingin meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, maka selalulah ingat mati. Dalam hal ini Rasulullah SAW telah mengingatkan para sahabatnya untuk selalu mengingat kematian. Dikisahkan pada suatu hari Rasulullah keluar menuju mesjid. Tiba-tiba beliau mendapati suatu kaum yangsedang mengobrol dan tertawa. Maka beliau bersabda, "Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis."

Dan ternyata ingat mati itu efektif membuat kita seakan punya rem yang kokoh dari berbuat dosa dan aniaya. Akibatnya dimana saja dan kapan saja kita akan senantiasa terarahkan untuk melakukan segala sesuatu hanya yang bermanfaat. Begitupun ketika misalnya, mendengarkan musik ataupun nyanyian, yang didengarkan pasti hanya yang bermanfaat saja, seperti nasyid-nasyid Islami atau bahkan bacaan Al Quran yang mengingatkan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Sehingga kalaupun malaikat Izrail datang menjemput saat itu, alhamdulillah kita sedang dalam kondisi ingat kepada Allah. Inilah khusnul khatimah. Bahkan kalau kita lihat para arifin dan salafus shalih senantiasa mengingat kematian, seumpama seorang pemuda yang menunggu kekasihnya. Dan seorang kekasih tidak pernah melupakan janji kekasihnya. Diriwayatkan dari sahabat Hudzaifah r.a. bahwa ketika kematian menjemputnya, ia berkata, "Kekasih datang dalam keadaan miskin. Tiadalah beruntung siapa yang menyesali kedatangannya. Ya Allah jika Engkau tahu bahwa kefakiran lebih aku sukai daripada kaya, sakit lebih aku sukai daripada sehat, dan kematian lebih aku sukai daripada kehidupan, maka mudahkanlah bagiku kematian sehingga aku menemui-Mu." Akhirnya, semoga kita digolongkan Allah SWT menjadi orang yang beroleh karunia khusnul khatimah. Amin! ***


~Neng'aa



“Kebanyakan orang dewasa sering kali menjadi amat terbiasa dengan dunia sehingga mereka menganggap seluruh alam semesta ini biasa-biasa saja. Kalau kau merenungkannya, hal itu cukup lucu karena mereka hanya ada di dunia ini untuk kunjungan singkat saja” (hal. 44).

Jostein Gaarder memang kerap menggugat kecenderungan orang dewasa yang menyerap banyak hal tanpa banyak tanya dan karenanya gagal untuk menghirup kehidupan hingga ke sarinya. Dalam novel Dunia Sohie, gugatan ia lancarkan melalui Sophie. Dalam buku ini Cecilia, gadis yang sedang sakit dan hanya bisa berbaring seharian, serta malaikat penghiburnya yang bernama Ariel, menjadi penyambung lidah Gaarder untuk menggugat kemapanan berpikir manusia.

Dengan jenial, Gaarder mengulas berbagai gagasan unik dalam dialog kritis namun ringan yang sangat thought-provoking. Pilihan kata yang sederhana dan gaya penulisan yang santai berbanding terbalik dengan pemikiran-pemikiran besar dan mendasar yang tersimpan rapi di dalamnya.

Malaikat Ariel hadir sebagai sosok jahil, botak tanpa sayap yang gemar ngobrol dengan malaikat-malaikat lain di surga tentang manusia berikut keanehannya. Ia pernah iseng pergi ke bulan untuk memata-matai Neil Armstrong. Ariel membuat Cecilia berpikir ulang mengenai berbagai hal yang dengan nyaman telah menghuni pikirannya selama belasan tahun.”Saat manusia mendarat di bulan, itu menjadi lelucon di kalangan malaikat. Banyak sekali dari kami yang hadir di bulan saat itu namun mereka begitu bangga karena menganggap merekalah yang pertama kali mengunjungi bulan”, ujar Ariel (hal.160)

Ketika Cecilia bercerita bahwa gurunya berpendapat masa kanak-kanak adalah tahapan menuju kedewasaan, Ariel menyergah dengan cepat,”Justru masa dewasalah yang merupakan tahapan menuju lahirnya anak-anak baru”. (hal.38). Saat Cecilia mengatakan bahwa Adam dan Hawa adalah orang dewasa, Ariel pun dengan serta-merta mengoreksi kalimat tersebut. “Mereka tumbuh dewasa”, sanggahnya. “Ketika Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, mereka adalah anak-anak kecil yang dipenuhi rasa ingin tahu…Tak ada gunanya membikin taman luas kalau tidak ada anak-anak yang bermain di dalamnya” (hal.39).

Selama membaca buku ini, kita akan terpesona dengan kedalaman berpikir dan ketinggian imajinasi Gaarder. Ariel yang begitu kebingungan dengan berbagai aspek kehidupan manusia banyak mengajukan pertanyaan yang membutuhkan kecerdasan tersendiri sebelum menjawabnya. “Malaikat hanya bisa merasakan kata-kata”, ujar Ariel.”Apa rasanya enak?” Tanyanya (hal.70). “Rada aneh juga, sih”, hanya itu yang bisa keluar dari mulut Cecil. Ketika Cecil melontarkan keheranannya akan ketidakmampuan malaikat untuk merasakan sesuatu, dengan cerdik Ariel menyahut,”Tapi pikiranmu tidak bisa merasakan apa yang dipikirkannya, tidak seperti kau bisa merasakan bola salju di tanganmu” (hal.85).

Adapun kehadiran Ariel di kamar Cecil yang tak bisa diindrai manusia dianalogikan sebagai kehadiran tubuh kita di pantai dalam sebuah mimpi.”Apakah kau akan mengatakan bahwa dalam mimpimu, kau berada-dalam makna tertentu-di pantai itu?” (hal.123), begitulah Ariel bertanya yang diiyakan tanpa ragu oleh Cecilia. Dialog tentang mimpi akhirnya ditutup Ariel dengan uraian mendalam sekaligus menarik.
” ..Saat manusia bermimpi, kalian menjadi aktor sekaligus penonton…Idealnya, kau seharusnya punya kemampuan menghentikan sebuah mimpi jika kau tak menyukainya. Seharusnya ada pintu darurat di dalam bioskop tapi karena bioskop itu adalah jiwamu sendiri-yang memutuskan film apa yang diputar-itu menjadi mustahil karena kau tak bisa lari dari jiwamu sendiri” (hal 140).

Dialog bernas seperti di atas memang amat mungkin ditemukan dalam cerita yang mengambil malaikat sebagai salah satu karakter. Sebagai mahkluk yang berlainan dunia dengan manusia, malaikat memang berpotensi dijadikan sumber kutipan cerdas atas dasar asumsi bahwa cara ia menalar dan merasa pastilah amat berbeda dengan manusia. Film ‘Touched by an Angel’ yang diputar DAAI TV adalah salah satu produk sarat nilai yang menggunakan malaikat sebagai pemeran utama. Arswendo Atmowiloto juga pernah menjadikan malaikat sebagai tokoh sentral dalam novelnya yang berjudul ‘Kau Memanggilku Malaikat’.

Membaca buku ini akan (semakin) memampukan kita untuk melihat banyak hal biasa dengan cara pandang yang sungguh tidak biasa karena,”Sebagian malaikat percaya bahwa setiap mata yang memandang ciptaan Tuhan adalah mata Tuhan sendiri” (hal.100). Kalimat cerdas bertebaran di berbagai halaman, berebutan untuk memberikan kita pemikiran baru tentang kehidupan.

Alam semesta dan kehidupan di dalamnya telah lama dimaknai sebagai sekumpulan teka-teki akbar. Dan dengan bantuan Ariel serta Cecil, nampaknya Gaarder berhasil memecahkan lebih banyak teka-teki daripada yang dilakukan manusia jika berusaha seorang diri.


Panorama tentang Dunia Filsafat


Kajian ihwal filsafat menjadi perdebatan paling mengasyikkan dalam pergolakan batin manusia tentang eksistensi diri. Berfilsafat akan mengantarkan manusia kepada hakekat hidup yang paling substantif dan esensial. Tak salah kalau Plato mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan hakiki. Makanya, berfilsafat merupakan upaya penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada. Semua itu akan mengantarkan kepada kebijaksanaan (sophia/wisdom).

Buku yang bertajuk “The Story of Philosophy” ditulis untuk mengantarkan pembaca pada penjelahan dunia filsafat selama 2.500 tahun, sejak Yunani Kuno hingga hari ini. Pengantar penulis dalam buku ini, pertama-tama, memposisikan manusia sebagai makhluq yang selalu berhasrat ingin tahu. Rasa ingin tahu manusia sudah melekat sejak dilahirkan, dan mulai kelihatan dalam ocehan-ocehan manusia ketika masih kecil dan balita. Rasa ingin tahu manusia semakin kuat tatkala kedewasaan menjadi ajang pergulatan menyaksikan eksistensi yang sedang dipertaruhkan.

Penjelajahan penulis dalam pembacaan kebenaran ditelisik sejak awal mula lahirnya filsafat, yakni pra-Socrates. Mulai dari Thales, Anaximander, Anaximenes, Pythagoras, Parmenides , Heraklitos, dan Democritos. Pergulatan para filosof tersebut berusaha menyaksikan kebenaran secara tuntas, tanpa harus tersekat doktrin atau tradisi yang membuat ambigu. Mereka dengan penuh pencarian berusaha mengungkap kebenaran sampai pada substansinya yang paling esensial.

Penulis kemudian mengajak pembaca menelanjangi masa keemasan Yunani ditangan Socrates, Aristoteles, dan Plato. Ketiga filosof masyhur ini menjadi tokoh kunci tradisi berfilsafat yang masih berkembang sampai sekarang. Ekspektasi dan eksperimentasi pergulatan kebenaran dan keyakinan yang mereka jejalkan memasuki ruang pergulatan yang sangat sublimatik, sehingga lahirnya gagasan pencerahan yang mereka usung menjadi percaturan yang begitu menggema.

Setelah mengetengahkan masa keemasan tersebut, penulis membedah filsafat abad pertengahan yang yang dihuni kaum skolastik Islam (Arab), Skolastik Kristen, dan skolastik Thomas Aquinas. Sehingga akhirnya menuju kepada babak pencerahan yang diusung oleh Niccolo Machiavelli, Francis Bacon, Blaise Pascal, dan Thomas Hobbes.

Pencerahan semakin menggema tatkala Rene Descartes menggelorakan slogan aku berfikir maka aku ada. Pemikiran Cartesian kemudian menjadi langgam utama modernisme yang diikuti oleh Spinoza, Leibniz, John Locke, David Hume, Karl Mark, dan Nietzsche. Proyek rasionalisme yang diusung oleh kaum modernisme terus bersambut dalam penjelajahan pemikiran yang dilakukan para filosof berikutnya. Termasuk mereka yang berada dalam gerbong filosof kontemporer dan filosof potmodernisme.

Pergulatan yang dipertaruhkan para filosof adalah sebuah ketegangan dan keraguan atas fakta dan realitas yang terjadi. Dari penjabaran yang didedahkan ihwal biografi dan gaya pemikiran para filosof, tercipta sebuah potret pemikiran yang dikembangkan para filosof yang bercirikan berfikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari kejelasan, dan berfikir rasional.

Ciri mendasar pertaruhan filosof dalam mencari kebijaksanaan (wisdom) menjadi stressing utama penulis dalam setiap babakan kehidupan geneologi pemikiran seorang filosof. Dengan berfikir radikal, para filosof melakukan proyek pemikiran yang tidak sembarangan. Mereka mempertaruhkan seluruh kekuatan nalar berfikirnya untuk menggeladah rumah pengetahuan yang digeluti.

Terlepas dari semuanya, para filosof sebenarnya ingin mencari hakekat kebenaran. Dengan kebenaran yang hakiki, filosof mampu memunculkan kebijaksanaan yang menjadi tingkatan tertinggi proses berfilsafat. Setiap kebenaran yang dihasilkan oleh periode tertentu, akan didekontruksi oleh sebuah pencarian kebenaran baru periode tertentu juga. Setiap periode, dengan demikian, selalu menggugat dan menafsir kebenaran sesuai dengan konteks sosiologis jaman yang melingkupinya.

Pergulatan menggapai kebenaran itulah yang terus menghasilkan ragam kebijaksanaan yang selalu digelorakan filosof. Kebenaran yang terus digeluti proses penemuannya diharapkan menghasilkan sebuah keputusan kebenaran yang tidak gegabah, sehingga filosof tidak gampang membabtis sebuah fakta sebagai kebenaran atau kesalahan.

Berproses dalam pencarian kebenaran itulah yang masih menjadi perdebatan panjang para filosof postmodern sekalipun. Bukan berarti para filosof ingin mengajak berfikir abstrak dan mengawang, tetapi mereka ingin mengajak manusia mengetahui secara mendasar hakekat permasalahan sehingga menggapai titik kebenarannya. Buku ini mengajak pembaca bersama filosof menjelajah ruang pencarian yang melintas dari sekian jaman dan waktu. Dengan belajar wajah biografis mereka, pembaca akan menjadi sebuah sketsa yang bisa memantulkan gagasan dan pencarian filosof dengan penuh keseriusan.


Belenggu Cinta, Kisah Suami Yang Maniak.



MAYA, cantik, memiliki ibu yang otoriter dan ayah purnawirawan jenderal yang sibuk, pengusaha batubara.

Dia anak bungsu dari 4 bersaudara. Karena itu sejak kecil, dia sudah diarahkan untuk menjadi seorang foto model sesuai cita-citanya. Namun demikian ibunya memaksanya untuk bersekolah di Fak. Kedokteran, kendati Maya tidak menyukainya, karena cita2nya menjadi seorang fashion designer.

Dia kemudian dikawinkan dengan lelaki, anak dari teman ayahnya yang sama-sama purnawirawan. Ternyata suaminya seorang seks maniak. Selain Maya, suaminya juga punya tiga wanita idaman lain yang salah seorang di antaranya hamil. Ketika mengetahui hal itu, ibunya langsung menyuruh Maya bercerai.

Setelah bercerai, Maya berubah menjadi frigid. Akhirnya dia bersekolah di London untuk menjadi seorang fashion designer.

Sementara itu tanpa sepengetahuan Maya, ibunya diam-diam membeayai seorang pemuda miskin montir bengkel, untuk melanjutkan kuliah dengan maksud setelah menjadi sarjana akan dinikahkan dengan Maya.
"Terserah Mami…"

Akhirnya hanya itu yang bisa Maya katakan. Ia tak tahu apa yang akan terjadi dalam rencana itu. Ia tak tahu nasib macam apa yang menantinya di sana....

Belenggu Cinta, karya Nestor Rico Tambunan adalah sebuah kisah tentang sepotong hati yang rawan dan ragu. Kisah tentang sebuah jiwa yang terbelenggu. Ada cinta yang menggebu tapi palsu. Ada cinta yang dalam tapi tak kunjung menyatu. Serba semu…

Sebuah cerita yang digarap dengan warna pop, dengan gaya bercerita yang unik. Ringan dan lepas bagai sebuah terbang layang, tapi cerdas dan penuh letupan imajinasi….

Buku ini tersedia di TB Gramedia di kota Anda. Atau bisa diperoleh di bookoopedia.com, atau bukusampurna.com.***


Tangis Itu Sungguh Membuat Langkahku Semakin Berat Untuk Meninggalkan Tanahmu..

















Disebuah ruangan, dimana diriku tertunduk kaku, sulit untuk mengeluarkan sebuah kata-kata untuk menjelaskan, enggan berkata-kata untuk memberi alasan.
Disana.. aku putuskan, aku berucap padamu untuk meninggalkan tanah mu dalam waktu yang dekat.
Ditanah ini, dimana tempatku memijakkan kakiku, mengais rizki untuk memenuhi kebutuhan keluargaku, keperluan adik-adik ku, dan untuk memuaskan asa ku.
Terbilang dalam jangka waktu yang lama juga aku melewati hari-hari ku dengan dia.. ya dia.. kamu dan mereka.. Mengertikah engkau sahabat.. suka, cita, duka, perih, pedih banyak kejadian yang kita lewati bersama. Disamping aku masih menyangimu sebagai sahabatku.. akupun enggan meninggalkanmu begitu saja sebagai atasanku. Rayumu sungguh membuatku tergoda untuk tidak meninggalkan tanah mu. Engkau memohon dengan tangis mu, dengan harapmu, sungguh itu membuat langkahku semakin berat untuk meninggalkan tanahmu....


~A'Tan

JIKA JATUH CINTA


Cinta itu membutuhkan aturan – aturan. tidak lain dan tidak bukan supaya cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta, apa lagi sampai menghalalkan segala cara buat ngedapetinya termasuk menghalalkan yang di haramkan Allah swt.

Aturan main yang :


1.CINTAILAH ALLAH SWT


Cinta yang pertama kali harus ada dalam diri seorang muslim yaitu cinta kepada Allah swt. ga lain emang ituah pangkal dari segala cinta. Allah lah yang menciptakan manusia, ngasih berbagai macem nikmat kepada manusia, mengutus para Nabi & RasulNya serta menurunkan kitab-kitabNya pada manusia agar kita tidak tersesat hidup di dunia. So, udah seharusnya cinta Allah swt berada pada posisi nomer wahid. Mencintai Allah swt memberikan kebaikan pada manusia. Hadits Nabi Mhammas saw :

"Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri seseorang maka dengan perkara itulah dia akan memperoleh kemanisan iman : a) Seseorang yang mencintai Allah swt & RasulNya lebih daripada selain keduanya, b) mencintai seseorang hanya karena Allah swt semata, d) nggak suka embali kepada kekafiran setelah Allah swt menyelamatkan dari kekafiran itu sebagaimana dia juga nggak suka dicampakkan kedalam neraka".


Dengan mencintai Allah swt seorang muslim akan giat ibadah kepadaNya dan berusaha sekuat tenaganya buat ngejauhi perkara-perkara yang di haramkan Allah swt hanya demi ngedapetin Ridho & cinta kasih sayangNya. Mencintai Allah swt ga akan pernah sia-sia karena Allah swt ga pernah menolak cinta hamba-hambaNya dan balasan cintaNya selalu lebih besar dari cinta hamba-hambaNya (ga ada ceritanya Allah nolak ditembak cinta ama hambaNya, iya ga …(^_^) )?.

Sebaliknya , kalo kita lebih mendahulukan cinta kepada selain Allah swt, so cinta kita akan sia-sia dan ga menutup kemungkinan juga akan mendatangkan mala petaka. Alla swt berfirman :


"Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri,keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kuatirkan kerugiannya dan ruma-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah swt dan asulNya dan(dari) berjihad di jalanNya,maka tunggulah sampai Allah swt mwndatangka keputusanNya. Dan Allah swt tida memberikan petunjuk kepada orang –orangfasik." ( At-Taubah : 24 ).

Cinta kepada Alla swt harus direalisasikan dalam bentuk cinta kepada syariatNya dan berupaya menegakkan syariatNya di muka bumi, tulah makna cnta kepadaAllah swt sang kekasih sejati.



2. CINTAILAH RASULALLAH


Tidak ada pemimpin yang sangat cinta pada pengikutnya selain Rasulallah saw. Beliau berjuang seumur hidup demi menyelamatkan umat manusia. Bahkan ga putus-putusnya beliau berdo'a kepada Allah swt agar umatnya selalu diberi kebaikan dan kemenangan. Dan cinta pada Rasulallah juga memberikan tanda keianankita kepada Allah & RasulNya.,

"Belom beriman seseorang sampai menjadikan aku lebih di cintai daripada keluarganya, harta dan manusia semanya."

Tanda kita cinta kepada Rasulallah adalah mendo'akannya dan mengikuti sunnahnya


3. CINTAI KAUM MUSLIMIN


Belom pas rasanya bila cinta kita belom menjadikan sesama muslim sebagai "keasih" kita yangberikutnya. Bukankah kita ini semua bersaudara dan satu tubuh. So, pertahankan cinta itu dan pedulilah sesama kaum mslimin. Hadits Nabi Muhammad saw :

"perumpamaan orang-orang mu'mn dalam hal barkash saying da saling cinta-mencintai adalah seperti sebatang tubuh. Apabla salah satu anggota tubuh kesakita maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit." ( HR. Bukhari,Muslim ).


~Neng'aa

Thursday, October 1, 2009

Untukmu... Tentangku....


Allah berfirman, "Tiada suatu bencana pun, yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian kecuali telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian tidak berputus asa atas apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian tidak terlalu gembira terhadap apa yang diberikan kepada kalian. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membangkang." (QS. Al-Hadid: 22-23).

Sahabat..maaf aku tak bermaksud untuk menyakitimu..
andai kau tau..bahwa aku menyayangimu karena Allah..
Maafkan aku..karena aku hanya mencoba untuk menjaga hatiku
dan menjaga harga diriku dihadapan Allah dan manusia
dengan menghindar darimu..
Aku mencoba untuk meredam semua yang ada didalam hatiku
dengan tidak melihatmu.
karena aku kawatir jika kau dihadapanku..
aku akan berbuat sesuatu yang membuat Allah tidak ridho pada hidupku.
Aku menghormatimu..
Bahkan aku berterimakasih padamu, karena kau telah menghindarkanku
dari hal-hal yang akan menjerumuskanku
terimakasih juga karena kau telah menghormatiku
semoga allah selalu menyayangimu..


Allah...
aku tak tahu apa yang terjadi..
semua berjalan begitu cepat..
aku telah menerima anugrahmu
dan aku tak mau menyesali yang kupunya
Allah...
aku mengetahui bahwa engkaulah yang maha menetapkan
oleh sebab itu, berilah ketetapan yang baik untuk kami
hingga kami akan selalu mendoakan dikala jauh dan menjaga dikala dekat
Allah...
Engkaulah yang mengetahui hatiku..
engkau pulalah yang menggengam hidupku
kuserahkan semua kepadaMu ya Robbi..
aku hanya bisa berharap dan berprasangka baik padaMu
karena aku yakin dalam keadaan apapun, aku akan selalu beruntung
karena aku yakin bahwa aku..
Sedang berurusan dengan Tuhan Yang Mahamulia Lagi Pemurah

*aku hanya menanti jawaban apa yang dikatakan oleh waktu..
hingga kubuka mata dan kulihat dunia
walau kusadari ada lubang dalam hati...
aku akan teruskan perjalan panjang yang melelahkan
karena ku yakin Kau tak mau aku berhenti..

~Neng'aa

Cacatan Kecilku tentang Cinta..

Allah.. Dengan istikharah aku pernah meminta jawabanMu, dan kau mengirim seraut wajah kedalam mimpiku sebagai jabanya. Hingga aku yakin bersama dia lah aku akan berjalan, lalu apakah ini?? semua berlalu. lalu apakah kau ingkar janji?? apakah aku masih harus yakin? Suasana hening.. angin tertahan.. udara diam. Ada sesuatu yang tumbuh dihatiku.. ''husnudzan'' dawai kedamaian menyemilir.. Rasa "ihklas'' turut tumbuh mengiringinya. Aku tertegun dalam siksa yang ternikmat . Cukup cinta dan aku, ya.. cukup cinta dan aku.

Bukankah engkau telah melihat, bahwa setelah malam puas dengan gelap gulitanya, maka fajar pagi pun pasti datang dengan sinar cahayanya.

''Aku ragu dengan ada dan tiadaku namun ''cinta'' mengatakan bahwa aku ada ( M.Iqbal)

matahari telah menyediakan warna -warna yang indah sejak lama, setiap saat. Tetapi hujanlah yang memperlihatkanya pada kita , karena hujan yang akan membawa sejuta makna yang akan menghantarkan kau menemui pelangi... ( Salim a Fillah ) Karena Allah punya beribu cara untuk mencintai hambanya.

Leo F. Buscaglia, begitu namanya. Seorang professor pendidikan di University of Southren California, di Amerika. Ia seorang dengan seabreg kegiatan sosial dan ceramah-ceramah tentang pendidikan. Satu tema yang terus menerus dibawanya dalam banyak ceramah, adalah tentang cinta.

"Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari cinta'. Tapi manusia tumbuh dan besar dalam, cinta," begitu katanya dalam sebuah ceramah.

Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya. Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah.

Tapi ada satu yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta. Bahwa cinta, akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang dihasilkannya. Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta.

Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan. Bandung Bondowoso tak tanggung-tanggung membangunkan seluruh jin dari tidurnya dan menegakkan seribu candi untuk Lorojonggrang seorang. Sakuriang tak kalah dahsyatnya, diukirnya tanah menjadi sebuah telaga dengan perahu yang megah dalam semalam demi Dayang Sumbi terkasih yang ternyata ibu sendiri. Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta.

Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang. Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik.

Dan Islam tidak saja mengagungkan cinta tapi memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan. Lewat kehidupan manusia mulia, Rasulullah tercinta. Mereka yg berfikir menyebutnya tanggung jawab . Mereka yg bermain dengannya menyebutnya sebuah permainan. Mereka yg tdk memilikinya menyebutnya sebuah impian. Mereka yang mencintainya menyebutnya takdir Allah..mengetahui yang terbaik, kadang akan memberi kesusahan untuk menguji kita.Kadang ia pun melukai hati, supaya hikmah-NYA bisa tertanam dalam.Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan baiknya.Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti.Namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.Mengapa menunggu ???Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.Karena walaupun kita ingin cepat2, kita tidak ingin sembrono.Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, Kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.Jika kita ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu.Jika ingin di cintai, belajarlah mencintai dahulu.Pada akhirnya lebih baik menunggu orang yang tepat,Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah.Karena menunggu mempunyai tujuan mulia dan misterius.Perlu kamu ketahui, bunga mekar dalam waktu semalam.Kota Roma tidak dibangun dalam waktu 1 hari.Kehidupan dirajut dalam rahim selama 9 bulanCinta yang manis akan terus tumbuh selama kehidupan.Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lamaDan penantian takkan pernah sia-sia.

Pada akhirnya.........

Allah dalam segala hikmah-NYA meminta kita menunggu karena mungkin untuk alasan yang penting.

Wallahualam.


~Neng'aa

Masih ga ada judul, dan mencoba untuk menulis lagi..

Nulis lagi

Nulis kali ini, merupakan tulisan sebagai obat kangen, obat kerinduan akan blog saya yang sudah lama saya telantarkan, dan sudah lama ndak saya jenguk. Sehingga banyak kejadian-kejadian yang terlewatkan begitu saja... dan pada ahirnya lagi2 lupa dengan yang namanya PASSWORD!!! DOWH!!! Gimana lagi, bukannya nggak ada waktu atau bisa dibilang sok sibuk, tapi karena keterbatasan saya untuk bisa kembali bersemangat meluangkan sedikit waktu untuk bercengkrama dengan yang namanya blog. Walaupun tiap hari toh saya juga masih berkecimpung di dunianya. Semoga dengan awalan sedikit tulisan ini saya bisa lagi mengembalikan semangat untuk berbagi dengan semuanya terutama teman-teman sesama blogger.

SEMANGATT!!!